Prediksi Afsel vs Uruguay Afrika Selatan berada di Grup A bersama Perancis, Meksiko dan Uruguay. Tiga lawan dengan gaya yang sangat berbeda satu sama lain. Laga versus Bulgaria agaknya disiapkan Carlos Alberto sebagai semacam gambaran untuk menghadapi Perancis. Meski secara mendetail terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kesebelasan, paling tidak dari Bulgaria para pemain Afrika Selatan mendapatkan pelajaran perihal sepakbola yang keras, fors, dengan bola-bola yang menusuk tajam dari sektor sayap.
Afsel vs Uruguay Dari pertandingan ini, klaim Carlos Alberto terhadap peningkatan penampilan pasukannya bisa terbantahkan. Bukan hanya kerjasama antar lini yang belum terbenahi, bicara stamina pun mereka masih mengalami kendala. Bola-bola cepat Bulgaria yang sudah dua edisi tak lolos ke putaran final Piala Dunia secara beruntun, gagal diimbangi secara maksimal. Beruntung bagi Afrika Selatan, pada pertandingan kemarin para penyerang Bulgaria pun seolah-olah ikut kehilangan ketajamannya.
Jumat (48/5) dinihari WIB nanti, giliran Kolombia yang dihadapi. Dapat ditebak, Carlos Alberto menggunakan Kolombia untuk mempelajari Uruguay. Tidak seperti Brazil dan Argentina yang lebih menitikberatkan sepakbolanya pada gaya yang cantik, Uruguay lebih memilih efektifitas. Goyang ala Samba atau Tango berganti permainan cepat, keras, bahkan terkadang menjurus kasar. Kolombia sendiri, pasca Carlos Velderrama, Faustino Asprilla dan Rene Higuita, memang telah sepenuhnya kehilangan sentuhan magic mereka.
Afsel vs Uruguay Dari pertandingan ini, klaim Carlos Alberto terhadap peningkatan penampilan pasukannya bisa terbantahkan. Bukan hanya kerjasama antar lini yang belum terbenahi, bicara stamina pun mereka masih mengalami kendala. Bola-bola cepat Bulgaria yang sudah dua edisi tak lolos ke putaran final Piala Dunia secara beruntun, gagal diimbangi secara maksimal. Beruntung bagi Afrika Selatan, pada pertandingan kemarin para penyerang Bulgaria pun seolah-olah ikut kehilangan ketajamannya.
Jumat (48/5) dinihari WIB nanti, giliran Kolombia yang dihadapi. Dapat ditebak, Carlos Alberto menggunakan Kolombia untuk mempelajari Uruguay. Tidak seperti Brazil dan Argentina yang lebih menitikberatkan sepakbolanya pada gaya yang cantik, Uruguay lebih memilih efektifitas. Goyang ala Samba atau Tango berganti permainan cepat, keras, bahkan terkadang menjurus kasar. Kolombia sendiri, pasca Carlos Velderrama, Faustino Asprilla dan Rene Higuita, memang telah sepenuhnya kehilangan sentuhan magic mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar